Menjelang Batas Waktu 2025, Marriott Diminta untuk Segera Mewujudkan Komitmen Telur Bebas Kandang di Asia

Uncategorized36 Dilihat
banner 468x60
Spread the love

chakra- news . com // JAKARTA, INDONESIA – 23 September 2025 — Dari Bangkok hingga São Paulo, aktivis hak hewan menggelar aksi damai menuntut perusahaan perhotelan internasional Marriott memenuhi kebijakan penggunaan 100 persen telur bebas sangkar. Perusahaan tersebut berisiko tidak dapat memenuhi komitmen bebas sangkar pada 2025. Secara global, penerapan kebijakan ini meningkat sekitar 20 persen dari tahun ke tahun, terutama di Eropa Barat, Timur Tengah, Afrika, dan Asia Pasifik. Meski ada perkembangan signifikan, Marriott masih perlu meningkatkan usaha untuk memenuhi janji di Asia.

Pada 2018, Marriott mengumumkan kebijakan publik untuk beralih sepenuhnya ke telur bebas sangkar hingga 2025. Namun, tiga bulan menjelang tenggat waktu, kemajuan di Asia Tenggara baru mencapai 42,65 persen atau kurang dari separuh target. Meskipun pencapaian globalnya cukup besar, lebih banyak tindakan diperlukan agar Marriott menepati komitmen. Percepatan kebijakan di Asia tidak hanya memungkinkan target tercapai, tetapi juga memperkuat citra Marriott sebagai inspirasi bagi industri perhotelan lain.

banner 336x280

Meski kemajuan Marriott patut diapresiasi, aktivis Act for Farmed Animals tetap menggelar aksi damai di depan Marriott Sari Pacific. Mereka mendesak perusahaan agar mengejar target 100 persen yang masih tertinggal. Tiga belas aktivis berdiri di belakang podium membawa spanduk yang menobatkan Marriott sebagai perusahaan tidak bertanggung jawab terkait kesejahteraan hewan. Seratus selebaran dibagikan kepada publik, yang merespons positif dan menunjukkan dukungan terhadap peningkatan standar kesejahteraan hewan di sektor perhotelan.

“Karena Marriott dapat memenuhi komitmen bebas sangkarnya di kawasan lain, kami yakin hal serupa juga dapat dilakukan untuk wilayah Asia. Tidak ada alasan bagi konsumen di Asia untuk menerima standar yang berbeda dan penderitaan ayam tidak mengenal batas geografis,” ujar Elfha Shavira, Pimpinan Kampanye di Act for Farmed Animals.

Sejak 2020, Act for Farmed Animals telah mengajak 51 perusahaan lokal dan global memiliki kebijakan bebas sangkar. Hal ini mencerminkan meningkatnya permintaan konsumen dan kepedulian publik terhadap kesejahteraan hewan serta aspek etika dalam konsumsi di Indonesia, dengan fenomena serupa juga terlihat di negara-negara Asia lainnya.

“Karena kesadaran akan kesejahteraan hewan semakin tinggi, konsumen di Thailand kini lebih memilih produk makanan yang lebih etis dan berwelas asih. Dengan beralih ke telur bebas sangkar 100 persen di Asia, Marriott tidak hanya dapat membangun kepercayaan jangka panjang dengan konsumen, tetapi juga menjadi pemimpin industri perhotelan Asia,” ucap Saneekan Rosamontri, Direktur Utama Sinergia Animal Thailand.

Sinergia Animal memiliki Cage-Free Tracker, situs untuk memantau kemajuan perusahaan yang berkomitmen bertransisi ke telur bebas sangkar.

Dalam sistem peternakan telur konvensional, induk ayam dikurung di kandang berukuran tak lebih besar dari selembar kertas A4 sepanjang hidupnya. Ayam tidak bisa melakukan perilaku alami seperti merentangkan sayap, mandi debu, atau bertengger. Bukti ilmiah menunjukkan perlakuan ini menimbulkan tekanan fisik dan psikologis parah, termasuk patah tulang, kerontokan bulu, dan stres kronis.

“Kemajuan Marriott di AS dan Amerika Latin menunjukkan bahwa perubahan sangatlah mungkin. Dengan memperluas kebijakan ini ke Asia, Marriott memiliki kesempatan memimpin industri perhotelan global dengan menunjukkan welas asih dan tanggung jawab,” ujar Carolina Galvani, Pendiri dan Direktur Eksekutif Sinergia Animal.

( Rudi)

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed