Gubernur DKI Jakarta Tolak Atlet Israel, FPPJ: Sudah Benar…Merdeka!

Uncategorized33 Dilihat

chakra-news.com – Jakarta – Forum Pemuda Peduli Jakarta (FPPJ) menyatakan dukungan penuh terhadap keputusan pemerintah Indonesia yang menolak pemberian visa bagi enam atlet Israel yang akan tampil dalam Kejuaraan Dunia Senam 2025 di Jakarta. FPPJ menilai langkah tersebut merupakan keputusan yang tegas, bijak, dan bermartabat, sekaligus mencerminkan suara mayoritas rakyat Indonesia yang menolak penjajahan di Palestina.

Ketua Umum FPPJ, Andriyansyah atau kerab disapa Ryan, menilai sikap Pemerintah dan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung sebagai langkah elegan yang tepat sebelum muncul reaksi publik yang lebih luas.

“Bang Anung sudah menyuarakan nurani rakyat. Ini bukan soal politik olahraga, tapi soal kemanusiaan,” kata Ryan dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan Jumat, (24/10/2025).

Ryan menjelaskan, andaikata atlet Israel datang ke Jakarta, yang ada justru menimbulkan penolakan dan gangguan aktifitas warga.

“Jadi sudah benar, menolak atlet Israel itu harga mati, dan suatu langkah yang bijak dan bermartabat,” sambungnya.

Dukungan terhadap keputusan pemerintah juga datang dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta dan sejumlah ormas Islam, yang menilai penolakan tersebut sejalan dengan sikap konsisten bangsa Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung sempat menyatakan penolakannya terhadap kedatangan atlet Israel, dengan alasan potensi gangguan keamanan dan sensitivitas sosial di ibu kota. Namun, keputusan akhir terkait pemberian visa berada di tangan pemerintah pusat melalui koordinasi lintas kementerian.

Berdasarkan informasi terakhir, sebagai dampak dari kebijakan tersebut, Komite Olimpiade Internasional (IOC) memutuskan menghentikan seluruh komunikasi dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) serta melarang Indonesia menjadi tuan rumah ajang olahraga multicabang seperti Olimpiade.

IOC menyatakan keprihatinan atas langkah Indonesia yang dianggap bertentangan dengan Piagam Olimpiade, yang menjamin partisipasi atlet tanpa diskriminasi politik, agama, atau kewarganegaraan.

Sebagai tindak lanjut, IOC meminta seluruh federasi olahraga internasional untuk tidak menggelar ajang olahraga di Indonesia hingga ada jaminan resmi bahwa semua atlet dari negara mana pun dapat berpartisipasi.

Mengundang KOI dan Federasi Senam Internasional (FIG) ke Swiss untuk membahas penyelesaian masalah ini.