Chakranews.Com // Jakarta, 28 Februari 2025 – Jaringan Aktivis Migran Indonesia (JAMIN) menggelar diskusi publik bertajuk “Indonesia Menggugat Penempatan Pekerja Migran”, yang menghadirkan sejumlah aktivis dan perwakilan organisasi pekerja migran. Acara ini berlangsung di Jakarta dengan dipandu oleh moderator Aznil Tan.
Diskusi ini menyoroti berbagai permasalahan dalam tata kelola penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI), mulai dari minimnya transparansi, eksploitasi tenaga kerja, hingga maraknya kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Sejumlah narasumber hadir dalam forum ini, antara lain Adi Kurniawan dari BaraNusa, Hendra Setiawan dari Migrant Watch, Ali Nurdin dari Buruh Migran Nusantara, Anwar Ma’arif dari Persatuan Buruh Migran, Yusri Albima selaku Ketua Umum DPN AMBI dan pendiri P2MI Sudan, Abdul Hadi dari BMI-SA, Eko Yulianto sebagai eks PMI, serta Muhammad Jokay dari Persaudaraan Indonesia.
Dalam diskusi yang berlangsung dari pukul 13.30 hingga 16.30, berbagai pandangan kritis disampaikan terkait kebijakan penempatan PMI. Para narasumber menegaskan pentingnya evaluasi terhadap negara tujuan pekerja migran guna memastikan perlindungan yang lebih baik. Selain itu, mereka juga menyoroti perlunya audit terhadap Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) guna menindak perusahaan yang tidak mematuhi regulasi.
Salah satu poin utama dalam diskusi ini adalah penolakan terhadap pencabutan moratorium penempatan PMI ke Timur Tengah. Para aktivis menilai bahwa tata kelola yang masih tidak transparan serta dominasi mafia penempatan menjadi ancaman serius bagi keselamatan pekerja migran.
Diskusi ditutup dengan pembacaan pernyataan sikap dari Jaringan Aktivis Migran Indonesia (JAMIN) yang menuntut pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret dalam memperbaiki sistem penempatan dan perlindungan PMI. Pernyataan sikap ini juga mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk melakukan evaluasi terhadap Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, yang dinilai belum membawa perubahan signifikan sejak transformasi dari BP2MI menjadi KP2MI.
Acara diakhiri dengan yel-yel semangat dari para peserta, pembacaan pernyataan sikap, serta sesi foto bersama. Dengan adanya forum ini, para aktivis berharap pemerintah semakin serius dalam menangani permasalahan pekerja migran demi keadilan dan kesejahteraan mereka di luar negeri.
( Rudi )